SIKECIl YANG MENGIMPIKAN SURGA

Liburan semester ganjil merupakan waktu yang ditunggu-tunggu oleh mahasiswa STKIP Al-himah Surabaya. Bagaimana tidak, disetiap liburan semester ganjil mahasiswa stkip al-hikmah disebar untuk melakukan pengabdian dibeberapa tempat untuk mengisi sebagian waktu liburan semester. Tanggal 15 Januari, hari pertama mengikuti kegiatan TPQ sebagai salah satu tugas kami saat KKN, di TPQ tersebut memiliki kurang lebih 30 santri dan santriwati, ada yang masih iqro’, ada yang sudah Al Qur’an, di sana pembelajaran dilakukan dengan metode qiro’ati. Ustadz yang mengajar disana sangatlah sabar dan ramah. Letak TPQ yang saya tempati pada kali ini yaitu di Kota Kediri, tepatnya terletak di desa Srikaton, kecamatan Papar.
Ketika saya mengikuti kegiatan untuk pertama kali, saya di suguhi dengan pemandangan yang menurut saya begitu indah dan mengharukan, puluhan anak-anak ramai dan riuh dengan bacaan Al Qur’an masing-masing, mereka semua menyebutnya “Deres Al Qur’an”, yaitu membaca Al Qur’an sebelum dibaca di depan ustadz, dan ustadz yang akan menentukan santri tersebut layak untuk melanjutkan atau tidak.
Ketika itu ada segerombolan anak-anak yang berkumpul ditengah madin, masing-masing dari mereka membawa buku/kitab kecil. Ada yang berwarna hitam, kuning dan hijau. Tak lama setelah itu saya mendengar salah satu dari mereka membaca satu persatu dari huruf alquran” Alif, ba’, ta’ tsa” mendengar itu saya langsung melihat, dari hati saya menggumam”oooo, ini lagi belajar iqra’” setelah itu saya langsung masuk dalam satu halaqoh yang berputar satu tempat tersebut, langsung saya sapa kepada mereka”Sedang belajar apa anak-anak?” “lagi belajar iqra’.” Jawab mereka.
Seling beberapa waktu saya memperhatikan mereka dan sesekali saya membimbing mereka yang sedang belajar iqra’. Satu pandangan yang tidak lepas dari mata saya yaitu sesosok anak kecil yang dengan imut dan lucunya belajar iqra’ dengan sangat sungguh ketika istirahat. Padahal, teman-teman yang lain telah istirahat, bermain dan membeli jajan. Akan tetapi satu anak itu tetap duduk dan tak lama setelah itu anak tersebut mendekatiku dan bertanya. “ustadz bisa mengajari saya baca iqra’ “. Subhanallah mendengar itu hati saya langsung terketuk dan bertanya.
 “kamu enggak istirahat?” tanya saya.
“enggak, saya ingin belajar dulu ustadz” jawabnya
“kenapa?” tanya saya
“karena kata ibu, jika saya pintar mengaji nanti saya akan diberikan hadiah surga sama Allah” jawabnya.

Subhanallah, langsung saya memeluknya. Saya tidak menyangka anak sekecil itu sudah memiliki keinginan yang sangat tinggi untuk bisa menggapai surga. Seketika itu saya berfikir bahwa anak kecil saja bisa berfikir seakan surga nyata berada didepan matanya. Lalu, bagaimana dengan kita yang sudah dewasa, apakah kita sudar akan pentingnya berbuat baik?.

Komentar

Postingan Populer