Guru profesional yang da'i
Guru profesional
yang da’i
Oleh: Ahmad Izzul Haqqi
Menjadi profesional adalah meramu kualitas dengan
intergiritas, menjadi guru pforesional adalah keniscayaan. Namun demikian,
profesi guru juga sangat lekat dengan peran yang psikologis, humannis bahkan identik
dengan citra kemanusiaan. Karena ibarat sebuah laboratorium, seorang guru
seperti ilmuwan yang sedang bereksperimen terhadap nasib anak manusia dan juga
suatu bangsa.
Guru merupakan ujung tombak dalam meningkatkan kualitas
pendidikan, dimana guru akan melakukan interaksi langsung dengan peserta didik
dalam pembelajaran di ruang kelas. Melalui proses belajar dan mengajar inilah
berawalnya kualitas pendidikan. Artinya, secara keseluruhan kualitas pendidikan
berawal dari kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di ruang kelas.
Ada beberapa kriteria untuk menjadi guru profesional.
Memiliki skill/keahlian dalam mendidik atau mengajar
Menjadi guru mungkin semua orang
bisa. Tetapi menjadi guru yang memiliki keahlian dalam mendidikan atau mengajar
perlu pendidikan, pelatihan dan jam terbang yang memadai. Dalam kontek diatas,
untuk menjadi guru seperti yang dimaksud standar minimal yang harus dimiliki
adalah:
- Memiliki
kemampuan intelektual yang memadai
- Kemampuan
memahami visi dan misi pendidikan
- Keahlian
mentrasfer ilmu pengetahuan atau
metodelogi pembelajaran
- Memahami
konsep perkembangan anak/psikologi perkembangan
- Kemampuan
mengorganisir dan problem solving
- Kreatif
dan memiliki seni dalam mendidik
Memposisikan profesi guru sebagai The High Class Profesi
Di negeri ini sudah menjadi realitas umum guru bukan menjadi profesi yang berkelas baik
secara sosial maupun ekonomi. Hal yang biasa, apabila menjadi Teller di sebuah
Bank, lebih terlihat high class dibandingkan guru. jika ingin menposisikan
profesi guru setara dengan profesi lainnya,
mulai di blow up bahwa profesi guru strata atau derajat yang tinggi dan
dihormati dalam masyarakat. Karena mengingat begitu fundamental peran guru bagi
proses perubahan dan perbaikan di masyarakat.
Mungkin kita perlu berguru dari sebuah negara yang pernah
porak poranda akibat perang. Namun kini telah menjelma menjadi negara maju yang
memiliki tingkat kemajuan ekonomi dan teknologi yang sangat tinggi. Jepang
merupakan contoh bijak untuk kita tiru. Setelah Jepang kalah dalam perang dunia
kedua, dengan dibom atom dua kota
besarnya, Hirohima dan Nagasaki, Jepang menghadapi masa krisis dan kritis
kehidupan berbangsa dan bernegara yang sangat parah. Namun ditengah kehancuran
akibat perang, ditengah ribuan orang tewas dan porandanya infrastruktur
negaranya, Jepang berpikir cerdas untuk memulai dan keluar dari kehancuran
perang. Jepang hanya butuh satu keyakinan, untuk bangkit. Berapa guru yang
masih hidup…? Untuk itu, sebagai
guru masa depan, sudah sangat sepatutnya bagi kita untuk menyadari bahwa guru
harus mempunyai skill profesional dan karakter yang da’i.
Komentar
Posting Komentar