BAPAK TUA

CERITA MENARIK DI MASJID NURUL MUTTAQIN
BELAJAR DARI BAPAK TUA
Oleh: Ahmad Izzul Haqqi
Ahamdulilah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan saya untuk berbagi ilmu yang kesekian kalinya dan di tempat yang berbeda. Salawat serta salam tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang telah membimbing manusia dari jalan kesesatan menuju jalan kebenaran.
            KKN pada semester 5 ini menjadi pengalaman baru bagi saya karena di semester ini saya mendapati tempat KKN di Kediri, yang mana kota kediri merupakan yang terkenal dan baru pertamakali ini saya mengunjungi dan singgah ditempat ini. Bahkan lebih dari itu, tak hanya singgah. Saya juga mengajar dan mengabdi di Kediri khususnya di desa Srikaton dan Purwoasri.
Salah satu tugas yang harus saya kerjakan yaitu meramaikan masjid atau mushola didesa setempat. Namun, disini saya tidak mengartikannya sebagi tugas. Melainkan sudah menjadi keharusan bagi saya sebagai muslim untuk meramaikan masjid setempat. Masjid nurul muttaqin merupakan masjid yang kami tempati untuk sholat berjamaah setiap harinya dan juga tempat untuk melaksanakan tugas dari kampus.
Letak masjid nurul muttaqin dari tempat persinggahan saya tidaklah jauh, hanya membutuhkan waktu 3-5 menit untuk sampai dimasjid ini. Namun, walaupun dekat tidak semua orang bisa dengan istiqomah melaksanakan sholat berjamaah di masjid. Banyak sekali godaan yang menghalangi kita untuk melangkahkan kaki menuju ke masjid. Alhamdulillah selama satu minggu saya di kediri, saya selalu melaksanakan sholat berjamaah di masjid.
Selama satu minggu saya melaksanakan jamaah di masjid, saya mengagumi satu sosok jamaah yang selalu datang awal ke masjid dan membersihkan area masjid sekitar. Bapak Rudi namanya. Beliau bukanlah seorang tukang bersih ataupun yang lain. Melainkan hanya jamaah biasa yang berasal dari desa sebelah. Umur bapak tersebut sudah hampir mendekati 70 tahun. Namun beliau sangat semangat dalam keistiqomahannya untuk datang awal kemasjid dan membersihkan area masjid.
     Sesekali saya mencoba bertanya kepada beliau” bapak rudi apakah tidak ada kesibukan lain dirumah bapak?” seraya bapak rudi menjawab dengan santai”akeh le, pernggawean neng omah. Tapi, iku lamong kangge ndunyo. Tapi nak’e nggolek barokahe gusti allah ya niki, ngeramut masjid niki.” (ya banyak mas pekerjaan dirumah. Tapi, itu hanya untuk dunia saja kan, kalo nyari barokahnya Allah ya merawat ini masjid”) subhanallah mendengar itu saya sangat terharu dan sadar bahwa selagi kita masih mempunyai raga yang kuat, kita harus bisa menyempatkan diri untuk mengabdikan diri untuk masjid. Tak usah mengambil rumit, cukup melaksanakan sholat berjamaah tepat waktu dimasjid secara istiqomah itu sudah sangat cukup. sebagi tugas. Melainkan sudah menjadi keharusan bagi saya sebagai muslim untuk meramaikan masjid setempat. Masjid nurul muttaqin merupakan masjid yang kami tempati untuk sholat berjamaah setiap harinya dan juga tempat untuk melaksanakan tugas dari kampus.
        Letak masjid nurul muttaqin dari tempat persinggahan saya tidaklah jauh, hanya membutuhkan waktu 3-5 menit untuk sampai dimasjid ini. Namun, walaupun dekat tidak semua orang bisa dengan istiqomah melaksanakan sholat berjamaah di masjid. Banyak sekali godaan yang menghalangi kita untuk melangkahkan kaki menuju ke masjid. Alhamdulillah selama satu minggu saya di kediri, saya selalu melaksanakan sholat berjamaah di masjid.
Selama satu minggu saya melaksanakan jamaah di masjid, saya mengagumi satu sosok jamaah yang selalu datang awal ke masjid dan membersihkan area masjid sekitar. Bapak Rudi namanya. Beliau bukanlah seorang tukang bersih ataupun yang lain. Melainkan hanya jamaah biasa yang berasal dari desa sebelah. Umur bapak tersebut sudah hampir mendekati 70 tahun. Namun beliau sangat semangat dalam keistiqomahannya untuk datang awal kemasjid dan membersihkan area masjid.

Sesekali saya mencoba bertanya kepada beliau” bapak rudi apakah tidak ada kesibukan lain dirumah bapak?” seraya bapak rudi menjawab dengan santai”akeh le, pernggawean neng omah. Tapi, iku lamong kangge ndunyo. Tapi nak’e nggolek barokahe gusti allah ya niki, ngeramut masjid niki.” (ya banyak mas pekerjaan dirumah. Tapi, itu hanya untuk dunia saja kan, kalo nyari barokahnya Allah ya merawat ini masjid”) subhanallah mendengar itu saya sangat terharu dan sadar bahwa selagi kita masih mempunyai raga yang kuat, kita harus bisa menyempatkan diri untuk mengabdikan diri untuk masjid. Tak usah mengambil rumit, cukup melaksanakan sholat berjamaah tepat waktu dimasjid secara istiqomah itu sudah sangat cukup.

Komentar

Postingan Populer